1

LP ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN ANEMIA

Posted by ARie Kurniawan on 04.08
Nama : Ari Kurniawan
NIM: PO7120010006
POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN JURUSAN KEPERAWATAN BANJARBARU

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
ANEMIA

A.   KONSEP DASAR
1.     Definisi Kasus
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red blood cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).

2.     Etiologi
Anemia dapat dibedakan menurut mekanisme kelainan pembentukan, kerusakan atau kehilangan sel-sel darah merah serta penyebabnya. Penyebab anemia antara lain sebagai berikut:
1.      Anemia pasca perdarahan : akibat perdarahan massif.
2.      Anemia defisiensi: kekurangan bahan baku pembuat sel darah.
3.      Anemia hemolitik: terjadi penghancuran eritrosit yang berlebihan.
4.      Anemia aplastik disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang.

3.     Tanda dan Gejala
Tanda-Tanda Umum Anemia adalah:
a.       Pucat
b.      Lemah
c.       Letih
d.      Lesu
e.       Lelah
f.       Lunglai
g.      Pucat
h.      Takikardi
i.        Demam
j.        Pucat pada telapak tangan dan dasar kuku
k.      Menurunnya aktivitas fisik
l.        Anoreksia, mual, muntah
m.    Pusing kepala


4.     Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sistem fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan
oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).



B.   KONSEP KEPERAWATAN
1.     Pengkajian Fokus
1)   Aktivitas / istirahat
Gejala :keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda   : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2)   Integritas ego
Gejala : Keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya  penolakan transfusi darah.
Tanda : Depresi.
3)   Eleminasi
Gejala : Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
4)      Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal tinggi. Kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, anoreksia. Adanya penurunan berat badan.
Tanda  : lidah tampak merah daging/halus (defisiensi asam folat dan vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).
5)   Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki.
Tanda  :  Peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons, lambat dan dangkal.
6)   Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara, sakit kepala.
7)   Pernapasan
Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, dan dispnea.
8)   Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam.

2.     Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul
a.       Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan berkurangnya komparten seluler yang penting untuk menghantarkan oksigen / zat nutrisi ke sel.
b.      Tidak toleransi terhadap aktivitas berhubungan dengan tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan suplai oksigen.
c.       Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya selera makan.

3.  Rencana Asuhan
1.      Perfusi jaringan adekuat
-          Memonitor tanda‑tanda vital, pengisian kapiler, wama kulit, membran mukosa.
-          Meninggikan posisi kepala di tempat tidur
-          Memeriksa dan mendokumentasikan adanya rasa nyeri.
-          Observasi adanya keterlambatan respon verbal, kebingungan, atau gelisah
-          Mengobservasi dan mendokumentasikan adanya rasa dingin.
-          Mempertahankan suhu lingkungan agar tetap hangat sesuai kebu­tuhan tubuh.
-          Memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
2.      Mendukung klien tetap toleran terhadap aktivitas
-          Menilai kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sesuai dengan kondisi fisik.
-          Memonitor tanda‑tanda vital selama dan setelah melakukan aktivitas, dan mencatat adanya respon fisiologis terhadap aktivitas (peningkatan denyut jantung peningkatan tekanan darah, atau nafas cepat).
-          Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga untuk berhenti melakukan aktivitas jika teladi gejala‑gejala peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, nafas cepat, pusing atau kelelahan).
-          Berikan dukungan kepada klien untuk melakukan kegiatan sehari­ hari sesuai dengan kemampuan klien.
-          Mengajarkan kepada orang tua teknik memberikan reinforcement terhadap partisipasi klien di rumah.
-          Membuat jadual aktivitas bersama klien dan keluarga dengan melibatkan tim kesehatan lain.
3.      Memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat
-          Mengijinkan klien untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi klien, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan klien meningkat.
-          Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi.
-          Mengijinkan klien untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan
-          Mengevaluasi berat badan klien setiap hari.


1 Comments


makasih banyak informasinya nih mengenai lp anemia

Posting Komentar

Recent News

Name :
Web URL :
Message :

Webcounters

Copyright © 2009 harmoni jiwa All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.